http://img594.imageshack.us/img594/2905/kingleoricbyhanneman87.jpg
Part 1 – Saat Aku masih seorang manusia
Spoiler
Hari ini seperti biasanya, aku memimpin perang untuk membasmi para pasukan dan hero scourge yang menyerang kerajaanku, Lordareon…
“ Tuanku, kita bersiap-siap menyerang, kita tinggal menunggu komando Anda â€
Suara itu membangunkanku dari lamunanku, saat aku menoleh, dia adalah Davion, keturunan dari elf dan dragon, yang ku adopsi dan kulatih sebagai tangan kananku.
“ Baik, bagaimana posisi kita sekarang?, Siapa yang memimpin para undead itu? “
“ Kita ada di lembah Ashenvale, sedangkan mereka tepat 10 mil di bawah kita. Pemimpin mereka adalah Slardar, musuh bebuyutan Ayah, maksudku Tuan, ia membawa seribu ghoul, lima ratus necromancer, dan tujuh puluh lima meat wagon…., Ayah, maksudku Tuanku, bisakah kita menang kali ini? “
Ayah…, sudah berkali-kali kukatakan jangan memanggilku Tuanku, Ayah saja, namun dia masih saja belum terbiasa…,
“ Anakku, yakinlah kita menang, apalagi pedang Ayah adalah Claymore yang sudah di tempa dengan Demon Edge, yang kita rebut dari pasukan gnoll di perang sebelumnya, dan pedang ini akan kau pegang nanti, saat aku mati…, dan aku ingin kau menempanya dengan SacredRelic yang bias kita dapatkan dari Abaddon, sehingga pedang ini menjadi Divine Rapier â€
“ Ayah, maksudku…â€
“ Panggil saja Ayah “
“ Maaf Ayah, tapi Ayah tidak akan mati kan?, mengapa Ayah bicara begitu?, lagipula hammer Ayah masih tersisa empat buah bukan? “
“ Nak, kita tak akan tahu kapan kita akan mati, baik, kita akan bersiap-siap, kita juga harus berterima kasih kepada Furion yang telah memberi kita bantuan berupa tujuh ratus lima puluh treants, empat ratus druid of the talon, dan empat puluh glaive thrower “
“ Baik Ayah…â€
Sore ini tidak seperti biasa, aku tidak mencium bau kemenangan, aku merasa sesuatu yang aneh, dada ini terasa berat, pikiran juga penat, apakah karena bau para ghoul dan Na’ix yang kemarin baru saja aku bantai?, ataukah bau dari Pudge yang kuhancurkan menjadi bubuk itu?, entahlah, mereka sungguh menjijikkan.
BUOOOOOOOOOOONG
Suara terompet mulai di tiup oleh Davion, para treants, footman, dan semua pasukanku mulai turun menerjang musuh. Tak mau kalah, Aku dan Davion yang ada di garis depan langsung mengayunkan pedang dan membunuh sekitar sepuluh ghoul.
Tidak terasa, pasukan di kubu kami dan musuh sudah berkurang drastis. Teriakan para footman yang sedang di mangsa oleh ghoul, terdengar tidak asing di telingaku.
Akhirnya, kulihat dia…, SLARDAR!!!, aku yang sudah dua bulan berperang melawannya langsung naik pitam dan menerjangnya. Aku lempar sebuah palu dari empat palu yang ada di sabukku ke arahnya, dan Slardar dengan mudahnya membelah palu itu menjadi dua, saat aku akan menebasnya, dia sudah menghilang, dia berlari menuju arah DAVION!!!
“ DAVION AWAS!!! “
“ Grrah, mati kau putra musuh bebuyutanku!!! “
Dengan kekuatannya yang besar, Slardar menebaskan Trisulanya yang besar ke tubuh Davion, ia terhempas sekitar lima meter, saat Slardar akan menusukkan Trisulanya, aku dengan cepat lari dan mendorong tubuh Davion hingga…
CROOOT!!!
“ AYAAAAAH!!! “
“ Huahahahaha, bodohnya kau wahai manusia, mengorbankan diri untuk anak kecil seperti dia, huahahahaha!!! “
“ Da…Davion, tenang…lah…, tenanglah anak…ku…, AAAARGH!!! “
Kutebaskan pedangku kea rah leher Slardar dan…
Part – 2 Penderitaan kesengsaraan dan hidup baruku
Spoiler
“ Da…Davion, tenang…lah…, tenanglah anak…ku…, AAAARGH!!! “
Kutebaskan pedangku kearah leher Slardar dan terpotonglah leher makhluk air yang licin dan menjijikkan itu. Kepalanya terguling ke tanah, beserta jatuhnya tubuhku yang tertancap oleh trisula itu ke tanah…
BRUUK!!!
“ Ayah…, jangan tinggalkan aku Ayah… “
“ Davion, uhuk, tak perlu kau tangisi aku…, setiap orang pasti mati bukan?, begitu pula aku, uhuk-uhuk, kau tak perlu meminta siapapun juga untuk mengenangku, aku hanyalah jenderal picisan yang selalu beruntung bukan?, tapi Davion, uhuk-uhuk, ingatlah tiga hal ini, pertama…, ambil, jaga dan pakai pedangku ini, dan jangan lupa meleburnya dengan SacredRelic bila kau mendapatkannya…uhuk-uhuk, yang kedua, ingatlah namaku, Leoric di dalam hatimu, ayahmu yang…yang tidak ber…gu…na…i…iiii…ni, dan yang ter…ak…hir……uhuk-uhuk, tetaplah…hi…dup………………… “
“ TIDAK, AYAAAAAH, TIDAAAAAK, DASAR SCOURGE TERKUTUK, KAU MERENGGUT SEMUANYA DARIKU, MULAI DARI TEMAN2KU, SEKARANG AYAHKU!!!, AKU TAK AKAN MEMAAFKAN KALIAAAAN!!! â€
“ Tenang tuan Davion, mereka hanyalah sisa ghoul tidak berguna yang kabur karena pemimpin mereka mati…, tenang…, janganlah gegabah…, ingat pesan Ayah tuan…â€
Ya, itulah pesan terakhirku pada anak angkatku Davion. Aku yang sekarang berbentuk arwah, hanya bias memandangnya dari bawah…, APA!!!, aku terjun ke neraka, tidak mungkin!!!, saat aku menoleh ke bawah, kulihat muka seekor makhluk yang menyeretku ke dalam neraka sembari membakarku, panas sekali apinya, lebih panas daripada tato kesetiaan yang di stempel kan pada lengan kananku sebagai simbol kesetiaan.
“ Leoric, kau telah membunuh banyak sekali anak buahku, sekarang, rasakan penderitaan yang dirasakan oleh mereka, huahahahaha!!! “
“ Apa???, siapa kau, AAAARGH!!! “
“ Aku adalah Lucifer, jendral veteran dari Lich King, yang akan menyiksamu berabad-abad, huahahahahaha!!! “
Seluruh tubuhku terasa terbakar, apinya serasa menusuk tulangku. Makhluk yang mengaku bernama Lucifer itu, terus-terusan membakar tubuhku. Dia terlihat sangat puas saat melihat tubuhku terbakar, terlebih lagi saat di gigit dan d koyak oleh ghoul yang sedang menyantap tubuhku secara perlahan…, saat itu pula kulihat ghoul yang ukurannya besar, dia adalah…, dia adalah Na’Ix!!!
“ Grraaaah, Leoric…, kau piker kau telah membunuhku!!!, Graaah, aku dengan mudah dihidupkan oleh Lich King, sekarang, kau yang akan kusantap sebagai makan malam, bersama Pudge!!, GRAAAH!!! “
APA!!!, Pudge katanya?, bukankan dia telah kubum hanguskan menjadi bubuk?, tapi Na’Ix tidaklah membual, Pudge juga dating dan menggerogoti tubuhku…, sesaat aku berpikir, ternyata usahaku membunuh dua makhluk menjijikkan itu sia-sia, mereka bias hidup lagi dengan mudah. Bahkan usahaku membunuh mereka, dihargai dengan siksaan yang rasa sakitnya tak tertandingi ini…, sesaat aku berpikir, mengapa!!!, wahai Cenarius dan Furion, mengapa aku di kirim ke neraka yang keji ini!!!, tidak, ini TIDAK ADIIL!!!
Sesaat aku merasakan kematian untuk kedua kalinya, ketiga kalinya, hingga kesekian ribu kalinya. Lagi-lagi aku melihat tubuhku yang hancur, tidak berbentuk. Na’Ix, Pudge, Lucifer, dan para ghoul itu melahap seluruh bagian tubuhku seperti melahap sepotong roti…, namun tiba-tiba……
“Wahai Leoric, tidakkah kau menganggap ini suatu ketidak adilan?, setelah kau berjuang membela kaummu dan para elf itu, inilah penghargaan yang kau dapatkan, siksaan tiada henti… “
Siapa itu?, mengapa aku mendengar suara?, namun ternyata bukan hanya aku, para pasuakn Scourge rupanya juga mendengar suara itu. Mereka langsung mundur dari mayatku yang hanya tersisa tulangnya saja, sambil menampakkan ketakutan yang amat sangat…
“ Aku adalah Lich King, wahai Leoric yang perkasa, akulah pemimpin mereka, aku bisa membebaskanmu dari siksaan ini dengan satu syarat… “
Apa?!, dia membaca pikiranku?
“ Ya Leoric, aku bisa membaca pikiranmu, apakah kau menerima tawaranku? “
Sejenak aku berpikir, lalu aku menjawab…
“ Ya, tentu bila kau bisa mengembalikan aku ke tubuhku, SEBUTKAN SYARATNYA!!! “
“ Jadi kau sanggup?, lihat ini sebentar…â€
Tiba-tiba kepalaku berputar, aku melihat, Rylai, sang Crystal Maiden yang merupakan calon istriku di dunia manusia, dia tidak berkabung atas kematianku namun, APA!!!, dia justru akan menikahi Purist, adik kandungku, lalu…, siapa itu?, Furion, dia tidak menguburkan jasadku, namun dia hanya menaruhnya di lapangan kosong, sebagai makanan ghoul yang tertangkap hidup, dan menjadikannya sebagai sebuah hiburan…dan masih banyak kejadian pahit yang kulihat, aku marah, aku sungguh marah, aku tidak lagi bisa menggambarkan perasaanku dengan kata-kata…
“ LICH KING, KUTERIMA SYARATMU, AKU MAU HIDUP LAGI DAN MEMBUNUH SEMUA ORANG YANG MENGKHIANATIKU, AKU AKAN MEMBELA KUBU SCOURGE, DENGAR AKU LICH!!! â€
Tiba-tiba, aku melihat semua anggota scourge yang tadi menyiksaku tertawa, begitu pula dengan suara Lich King, dan tiba-tiba… ZZzzAAaaPPpp!!!, aku merasakan udara bumi lagi…, tapi lain, udara ini pekat dengan bau mayat, saat aku melihat diriku, aku hidup lagi, namun, aku tidak lagi berbentuk manusia, aku adalah salah satu dari para Scourge, aku menjadi tulang hidup, yang berhasrat membunuh para manusia dan elf terkutuk itu
“ Leoric, sekarang kau punya pangkat yang baru… â€
“ A…Apa…Itu…!!! “
Aku tak lagi bisa berbicara dengan lancar, dan tampaknya yang mengerti aku hanyalah Lich King
“ Sekarang, pangkatmu adalah King Leoric, The Skeleton King, dan tugasmu adalah…… “
Part – 3 Orientasi Dari Lich King
Spoiler
“ A…Apa…Itu…!!! “
Aku tak lagi bisa berbicara dengan lancar, dan tampaknya yang mengerti aku hanyalah Lich King
“ Sekarang, pangkatmu adalah King Leoric, The Skeleton King, dan tugasmu adalah menyerang markas para elf yang berjarak 12 mil dari sini, dan kau akan menjalankan tugas ini sebagai orientasi, serta untuk melihat kekompakanmu bersama para teman barumu di sini, pergilah, berapa anak buah yang kau butuhkan?, aku akan men-summon sebanyak yang kau mau “
Sementara itu, di markas besar kubu sentinel….
“ Bunda Rylai, maafkan kami, terutama saya, Ayah, maksudku tuan Leoric, dia…., dia…. “
Rylai segera terperanjak dari kursi ia duduk
“ Ada apa davion?, Leoric selamat bukan dia, ah… “
Pandangan Rylai langsung terpaku ketika melihat Davion hanya mengembalikan perisai dan dua buah palu yang disodorkan Davion. Tak terhindar lagi, Rylai langsung menitikkan air mata dan jatuh dari posisi berdirinya.
“ Davion, kumohon, ini hanya godaan dari ayahmu bukan?, dia bercanda bukan?, mengapa dia selalu menggodaku seperti ini sepulang perang?, tapi davion, mengapa kali ini begitu keterlaluan hingga….hingga ada banyak darah yang melekat di perisai dan kedua palunya?, kumohon Davion…., kumohon…. “
Davion menghela nafas sebentar dan menjawab
“ Maafkan aku, bunda, tapi memang hanya ini, Ayah telah meninggal, dia di bunuh oleh Slardar, tubuhnya sekarang segera dikremasi oleh Yang Mulia Furion, dan memang hanya tiga buah palu, perisai, dan pedang Ayah yang dipercayakan kepadaku ini sebagai saksi bisu…. “
Tiga palu?, Rylai segera memperhatikan jumlah palu yang dibawa oleh Davion….
“ Davion, kau mengatakan ada tiga palu? “
“ Ya bunda, lihat ada satu…, dua, APA!!!, mengapa, bukankah tadi ada tiga?, tunggu sebentar bunda, CAPTAIN!!! “
Dengan segera Davion meninggalkan semua saksi bisu dari kematian Ayahnya, serta meninggalkan calon Ibunya yang menangisi seluruh saksi bisu tersebut.
“ Leoric….mengapa….mengapa…. “
Sementara itu, posisi Leoric dengan cepat berada 2 mil di dekat camp yang dimaksud oleh Lich. Leoric selalu teringat dengan perkataan Lich King yang terakhir, sebelum dia meninggalkan markas scourge
“ Hai Leoric, palu kesayanganmu ini, meski hanya kuberi satu, namun akan selalu ada di saat kau membutuhkannya, karena sudah kuberi mantera khusus. Kini, kau tak perlu lagi memperdulikan berapa banyak palu yang kau lempar dan sisanya, namun hitung jumlah elf, human, dan para jendral yang bisa kau bunuh dengan palu serta pedang barumu itu. Pedang itu akan akan membuatmu semakin kuat, karena terbuat dari leburan dua buah Demon Edge. Ingat Leoric, bila kau gagal, kau akan tersiksa untuk selama-lamanya, huahahahahaha!!! “
Pertama, aku tak percaya soal jumlah palu yang dikatakan oleh Lich King, namun saat kucoba melemparnya kearah pepohonan, dan benar saja, palu itu muncul lagi di pinggangku. Namun aku masih belum percaya mengenai pedang yang dibuat dari dua artifak langka tersebut, serta perisai yang dikatakan terbuat dari satu dari ratusan keeping aegis.
Aku merasa tertantang dengan tugas yang diberikan. Dengan segera, aku meminta 50 ekor ghoul dan 75 ekor necromancer, untuk membantu penyeranganku. Saat aku tiba di dekat area elf itu, aku mengamati keadaan pasukan di camp itu. Siapa gerangan yang memimpin pasukan di camp itu?, ternyata yang memimpin pasuakn di camp itu adalah….
Part – 4 Pengkhianatan seorang elf
Spoiler
Aku merasa tertantang dengan tugas yang diberikan. Dengan segera, aku meminta 50 ekor ghoul dan 75 ekor necromancer, untuk membantu penyeranganku. Saat aku tiba di dekat area elf itu, aku mengamati keadaan pasukan di camp itu. Siapa gerangan yang memimpin pasukan di camp itu?, ternyata yang memimpin pasukan di camp itu adalah Mortred dan saudarinya, yang bernama Shendelzare Silkwood. Aku samar-samar mendengar percakapan mereka
“ Mortred, apakah kita tidak segera menyerang scourge sekarang?, aku dengar mereka memiliki seorang jendral baru. Aku juga mendengar dari para scout, bahwa jendral baru mereka bias dikatakan kuat. Apakah kita yakin menang?, perlukah aku meminta bantuan dari Ulfsaar yang tinggal di dekat sini? “
“ Hmmm, tidak perlu, cakramku ini pasti bias membunuh pasukan scourge beserta jendral baru itu tanpa bantuan dari Ulfsaar yang hebat itu. Apakah kau lupa, cakramku ini hasil leburan daripada dua buah BurizaDoKyanon?, Furion juga salah memintamu membantuku…. “
“ Tapi Mortred, kita adalah saudara?, janganlah kau sombong begitu…. “
Ulfsaar kata mereka?, aku tak akan membiarkan mereka memanggil bantuan dari beruang haus darah itu. Aku mengenal baik Ulfsaar saat aku masih manusia. Ulfsaar bias dengan mudah mencabik-cabik badan Leviathan yang keras itu, hingga sisik Leviathan hancur dan kabur dari kejaran kami. Aku juga tak akan membiarkan kesombongan Mortred terus membuatnya berada di dalam kepalanya.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menyerbu membabi-buta kearah camp itu, bersama dengan pasukan yang kubawa. Dengan sigap, aku melempar palu kea rah Mortred, dan dia terlempar sejauh delapan meter kebelakang. Melihat itu, Shendelzare langsung berlari ke atas menara dan meniupkan terompet tanda menyerang. Dengan bunyi sekeras itu, para pasukan elf yang terdiri dari treants, para druid dan archer menyerangku. Namun panah dari para archer dengan mudah kubelah menjadi berkeping-keping, atau ku tepis dengan tamengku. Tak dihindari juga, para ghoul dan necromancer juga membantuku.
“ Kraaaah, Mor…tred…., lawan…., aku…. “
“ DASAR UNDEAD TERKUTUK!!!, hiaaaaa….!!! “
CRIING
Sabetan cakram Mortred dengan mudah kutepis dengan pedangku, dan terjatuh ke tanah. Dengan mudah, kuangkat tubuhkecilnya dengan tangan kiriku. Aku merasakan kebencian yang teramat dalam dari mata Mortred. Saat aku hendak menusukkan pedangku kea rah leher wanita ini, tiba-tiba terdengar suara Lich King.
“ Wahai Leoric, janganlah kau bunuh Mortred. Aku punya suatu rencana. “
Aku dengan patuh menjatuhkan tubuh kecil Mortred. Tiba-tiba Mortred berbicara sendiri, dan yang pasti dia sedang bernegosiasi dengan Lich King, sama seperti aku. Tak lama kemudian, Mortred menjerit, dia dengan segera mengambil cakramnya yang berada di atas tanah. Namun tiba-tiba….
“ Mortred, sadarlah, Lich adalah penghasut yang ingin memecahbelah kita, dan menghancurkan kita. Mortred, jangan terima apapun yang dikatakan oleh Lich!!! “
Aku berpikir sejenak, sepertinya Shendelzare mengerti, apa yang sedang dialami Mortred. Sungguh kuat ikatan persaudaraan elf, namun aku mengerti, kalau ucapan Shendelzare adalah penghalang bagiku untuk membalas dendam. Dengan segera aku berjalan kea rah Shendelzare yang sedang berada di pinggir Mortred. Akupun mengangkat dan melemparnya ke belakang sejauh empat meter, agar kami bias berduel dengan leluasa di sana.
“ Undead terkutuk, apa yang kau lakukan pada saudariku, akan kubunuh kau, hiaaa!!! “
Shendelzare menembakkan sebuah cahaya putih dari senjatanya ke arahku dengan cepat. Namun cahaya itu bisa dengan mudah kubelah. Namun, dengan sigap pula ia melompat ke atas pundakku. Aku tak mau kalah, kuraih tubuhnya dan kubanting tubuhnya kearah bebatuan besar di depanku, namun dengan secepat kedipan mata, dia menggunakan ilmunya, dan menukar posisi kami, sehingga aku yang menabrak bebatuan besar itu hingga hancur. Lagi-lagi ia menembakkan cahaya itu, tak ayal lagi aku langsung terkena dan pusing. Aku melihat dia dengan segera mendekatiku dan ingin memotong leherku, namun tiba-tiba….
CROOOT!!!
Aku melihat tubuh Shendelzare terbelah menjadi dua. Aku melihat, pembunuhnya adalah saudarinya sendiri, yaitu, Mortred. Rupanya Mortred sudah berada di pihakku sekarang. Setelah dia membelah Shendelzare, dia dengan lembut membantuku berdiri. Aku jadi teringat sekejap kepada Rylai…., Mortredpun berkata
“ Aku tahu, kau bernama Leoric bukan?, jangan khawatir, aku di pihakmu sekarang, aku juga tahu penderitaanmu. Mari, kita berkoalisi mulai sekarang. “
Huh, pintar juga Lich King, dia berhasil menghasut salah satu jendral veteran dari ras elf, yang sudah ber abad-abad bermusuhan dengan Lich King. Lalu, terdengar oleh kami suara rintihan Shendelzare….
“ Morr…MORTRED!!!, teganya kau…, membunuhku, saudarimu sendiri…., dan….mengkhianati Furion…, aku akan membalas….perbuatanmu…… â€
Sebelum Shendelzare menyelesaikan ucapannya, Mortred dengan cepat memotong lehernya. Aku melihat sekitar, rupanya camp ini sungguh menyedihkan. Dengan mudah aku hancurkan, padahal aku hanya membawa jumlah pasukan yang sangat minimalis. Aku juga melihat, tubuh para elf, tak terkecuali Shendelzare di makan oleh para ghoul. Akupun langsung menyarungkan pedangku di punggungku, lalu Mortred dengan lembut menyentuhku dan mengatakan….
“ Leoric…, mari kita kembali ke markas baru kita…. “
Huh, dia berubah menjadi lembut, tidak sesombong tadi. Namun, aku tidak berpikir banyak lagi, karena dia adalah teman senasibku sekarang. Namun, tiba-tiba langit menjadi gelap, dan ada suara, yang berbahasa elf, dimana aku tidak mengerti apa yang dibicarakan. Namun, tiba-tiba muncul bulan sabit, dan cahayanya langsung menerangi mayat Shendelzare, dan….