Klub manapun yang diperkuat Zlatan Ibrahimovic sudah pasti akan diberikan titel juara liga domestik. Tapi jika berbicara soal Liga Champions, membawa ke final saja Ibra belum mampu.
Sejak mengangkat nama di Ajax Amsterdam tahun 2001, Ibra berhasil mempersembahkan dua titel Eredivisie untuk klub terbesar di Belanda itu musim 2002 dan 2004.
Begitu pun ketika ia memutuskan pindah ke Juventus, dua gelar Scudetto diberikan di musim 2004/2005 dan 2005/2006 meskipun akhirnya dicabut karena kasus Calciopoli.
Juve terdegradasi dan Ibra memutuskan pindah ke Inter Milan. Di klub berjuluk Nerazzurri itu Ibra malah sukses mempersembahkan tiga titel Seri A (2007, 2008 dan 2009).
Di musim 2010 ia hijrah ke La Liga memperkuat Barcelona dan lagi-lagi penyerang asal Swedia itu berhasil mempersembahkan gelar Liga Spanyol. Untuk kemudian ia membawa AC Milan juara musim lalu di musim perdananya usai kembali lagi ke Liga Italia.
Total Ibra sudah mengumpulkan sembilan titel liga domestik selama satu dekade lebih kariernya sebagai pesepakbola profesional. Tapi kehebatan Ibra seperti luntur ketika dirinya tampil di ajang Liga Champions.
Tak satupun dari klub-klub tersebut yang mampu Ibra bawa juara atau bahkan menyentuh partai final sekalipun. Prestasi terbaik Ibra di kompetisi ini adalah semifinal musim 2010 bersama Barca di mana Los Cules ketika itu disingkirkan eks klub Ibra, Inter.
Di musim itu ia memutuskan pindah dari Inter karena mencari peluang juara Liga Champions. Tapi sayang justru di tahun kepindahannya itu, Il Biscione malah menjadi yang terbaik di kompetisi terelit antar klub Eropa itu.
Begitu pun saat Ibra hengkang dari Barca akibat perselisihannya dengan Pep Guardiola, Azulgrana malah meraih trofi Liga Champions ke-4 musim lalu.
Sementara dalam dua musim terakhir Ibra malah tak mampu membawa Milan lebih jauh dari perempatfinal, setelah dinihari tadi ditaklukkan Barca dengan agregat 3-1. Musim lalu Rossoneri terhenti di babak 16 besar.
“Jika sebuah klub ingin juara liga, maka belilah Ibra. Jika ingin juara Liga Champions maka jual Ibra”, lelucon seperti ini yang kerap terlontar ketika berbicara soal Ibra dan Liga Champions.
Lalu kalau sudah begini, pertanyaan sama kembali muncul. “Kira-kira kapan Ibra mampu mengakhiri kutukannya itu?”.